Tubannews.id – Hutan adalah ibu. Hutan yang memberikan kehidupan. Maka dari itu hutan semestinya dijaga.
Pernyataan itu disampaikan Kepala Persiapan Kampung Malasigi di Distrik Klayili, Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya, Menase Fami (40), dalam forum Media Gathering Pertamina Hulu Energi Regional Indonesia Timur di Hotel Claro Makassar pada Senin (23/6/2025).
Menase merintis kegiatan ekowisata di kampung adat tersebut sejak tahun 2009. Tak mudah memang, namun aktivitas wisata berkembang pesat hingga memberikan dampak baik pada kesejahteraan warga dan kelestarian hutan.
Berkat perjuangannya dengan pendampingan Pertamina EP Papua Field, Zona 14 Regional Indonesia Timur Subholding Upstream, Menase diganjar penghargaan Anugerah Desa Wisata Indonesia (AWDI) 2024.
Penghargaan tersebut diberikan kepada Menase berkat kegigihannya mengembangkan ekowisata di Kampung Malasigi. Seperti objek wisata pemandian air panas. Selain itu juga ada spot untuk menyaksikan lima jenis burung cenderawasih.
Menurut menase, ekowisata Malasagi dirintis saat dirinya ditunjuk sebagai kepala kampung persiapan. Bersama warga lainnya, ia gotong royong menciptakan lokasi ekowisata yang indah.
Keindahannya tersebut diibaratkan minase sebagai kompensasi dari alam atas komitmen warga Kampung Malasagi menjaga hutan. “Bagi kami orang timur khususnya Papua, hutan adalah ibu. Hutan, sumber penghidupan kami,” kata Menase.
Niat baik selalu ada jalan. Kampung Malasagi mendapat bantuan Pertamina EP Papua Field dalam mengembangkan ekowisata. Salah satunya, bantuan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Melalui bantuin tersebut, Kampung Malasagi tak takut gelap. Selain itu juga bisa menekan biaya untuk menerangi seluruh kampung.
Tak hanya PLTS, Pertamina juga memberikan bantuan akses air sampai ke rumah-rumah warga dan pendampingan pengelolaan ekowisata. Dengan kondisi itu, obyek wisata pun banyak dikenal luas dan dibanjiri wisatawan.
“Saat ini Malasagi banyak dikenal ke luar. Tas noken asli Malasagi pernah dipakai Pak Jokowi. Ini menjadi berkah kesejahteraan bagi warga,” terangnya.
Selain meningkatkan kesejahteraan masyarakat, aktivitas wisata di Masalagi juga berdampak baik pada kelestarian hutan. Banyak warga ikut mengawasi dan menjaga hutan dari aktivitas pembukaan lahan kelapa sawit.
“Kami khawatir kalau alam kami di Papua itu akan berubah jadi perkebunan sawit. Jadi ini cara kami mempertahankan ekosistem yang ada dengan mengemasnya menjadi desa wisata,” tandasnya.(Ar)