Erick Thohir: Saya Mau Bersih-bersih Mumpung Masih Ada Waktu

Tubannews.id – Sebanyak 41 Direksi dari lembaga-lembaga dana pensiun yang ada di lingkungan Badan Usaha Milik Negera (BUMN) dikumpulkan oleh Erick Thohir sebagai Menteri BUMN Republik Indonesia pada Rabu (11/1/2022) malam.

Menteri BUMN tersebut mengingatkan supaya para direksi lembaga dana pensiun itu mewarisi kebaikan, bukan malah meninggalkan masalah, seperti yang telah terjadi dengan ASABRI dan Jiwasraya. Kegiatan pengumpulan para direksi itu bertemakan Pencegahan Korupsi dan Perbaikan Sistem yang juga dihadiri oleh Deputi Pencegahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Pahala Nainggolan.

Dalam kesempatan tersebut, Erick Thohir mengungkapkan bahwa pencegahan korupsi yang terbaik, harus terbaik dimulai dari orang dalam.

“Sebagai profesional dengan amanah Merah Putih, kita wajib jaga legacy ini. Dari awal, saya memiliki kesepakatan dengan KPK dan kita juga memproses hukum di Kejaksaan,” terang Erick Thohir.

Erick merasa para direksi penting untuk datang karena ia ingin menekankan pada mereka dua hal. Yang pertama adalah pencegahan korupsi dan kedua, perbaikan sistem.

Kedua hal ini perlu untuk memperkuat Transformasi BUMN yang dalam tiga tahun terakhir terbukti membawa BUMN ke jalan yang lebih baik. Perbaikan positif ini terlihat dari beberapa indikator seperti pertumbuhan aset, ekuitas, pendapatan usaha, dan laba bersih yang terus meningkat.

“Insya Allah dengan sistem yang baik dan insan BUMN yang bertanggung jawab, BUMN bisa terus memaksimalkan pelayanan bagi masyarakat dan berkontribusi untuk negara,” kata Erick.

Erick yang akrab disapa ET mengingatkan, saat ini dana pensiun BUMN tidak dapat lagi dikelola seperti dulu yang cenderung tidak transparan, akuntabel dan sering bocor.

“Track record-nya sudah ada. Ada aset yang hilang, investasi yang dimainkan atau dana yang dikorupsi. Sekarang saya bekerjasama dengan BPKP untuk menyusun blacklist, siapa saja direksi yang korup, akan masuk daftar ini. Dan yang bisa mencabut dari blacklist hanya Presiden Republik Indonesia. Kita baru selesai dengan ASABRI dan Jiwasraya,” tegas Erick.

Pria kelahiran Jakarta ini juga menekankan perlunya direksi yang hadir untuk sadar bahwa Indonesia sedang berusaha menarik kepercayaan investor.

Belum lama ini, Erick sempat menyampaikan laporan yang dia terima terkait Dana Pensiun BUMN. Berdasarkan laporan yang diterimanya, sebesar 65% dana pensiun di perusahaan pelat merah bermasalah. Hanya 35% saja perusahaan BUMN yang mampu mengelola dana pensiunnya dengan baik.

“Saya mau bersih-bersih, mumpung masih ada waktu,” tuturnya.(**)