Tubannews.id – Delapan tim telah mengantongi tiket babak 8 besar Turnamen Sepak Bola Bupati Tuban Cup 2023. Yakni Pamor FC, PS Socorejo, Profite FC, Lanange Jagad, Banjarjo FC, Cendoro FC, Margosuko FC dan Andalas Putra FC. Pertandingan babak 8 besar ini akan digelar pada Sabtu-Minggu, 10-11 Juni 2023 di Stadion Tuban Sport Centre (TSC).
Tim-tim yang telah mencapai fase ini dipastikan telah menyiapkan secara matang. Baik itu materi pemain hingga anggaran operasional tim. Baik akomodasi, vitamin, honor hingga keperluan lain untuk pemain, pelatih dan ofisial. Belum lagi bonus pencetak gol dan juga bonus setiap kemenangan. Dipastikan tak sedikit anggaran yang disiapkan dan dikeluarkan demi kesuksesan tim pada turnamen bergengsi ini.
Tubannews.id mencoba menggali seberapa besar duit yang telah digelontorkan tim yang lolos ini.
Manager Pamor FC Angga Yulistianto saat dikonfirmasi tubannews.id mengaku sampai saat telah mengeluarkan anggaran kurang lebih Rp 40 juta. Semua anggaran tersebut dari dirinya sendiri selaku pemilik klub. Disampaikan dia, tim ini memberi wadah dan ruang untuk pemain, atlet muda Pamor FC. Sehingga memiliki kesempatan berkompetisi sekaligus ajang penjaringan bibit unggul atlet Tuban. Sekaligus menghidupkan lagi semangat pecinta sepak bola Tuban. ‘’Apabila nanti Pamor FC masuk semifinal sebagian persentase hadiah kami sumbangkan ke anak yatim dan janda,’’ tegas Mas Angga, sapaan akrab Ketua Forki Kabupaten Tuban ini.
Sementara itu, Kepada Desa Socorejo Zubas Arief Rahman Hakim menyampaikan, operasional Tim PS Socorejo selama ini cukup banyak support dari sejumlah sponsorship di wilayahnya. ‘’Anggaran dari sponsor dan dukungan PT Ring, PT DIO, PT SIG, dan juga dukungan dari Pantai Semilir, Bumdes dan KSU,’’ bebar Kang Arief, sapaan akrabnya. Lebih lanjut, sampai saat ini untuk operasional tim selah mengeluarkan sekitar Rp 30 juta.
Jasmani, manajemen Margosuko FC mengaku setiap pertandingan mengeluarkan Rp 8 juta. Rinciannya Rp 7 juta untuk honor pemain dan Rp 1 juta untuk makan minum Rp 1 juta. Sehingga setiap kali pertandingan berkisar Rp 8 juta. Dan pada turnamen ini, timnya telah bertanding empat kali. Yakni tiga kali fase grup dan satu pertandingan babak 16 besar. Asumsinya Rp 8 juta sekali bertanding dikalikan 4 pertandingan, maka telah mengeluarkan anggaran sekitar Rp 32 juta. ‘’Anggaran yang kami keluarkan sekali main Rp 7 juta untuk honor pemain. Belum termasuk makan, minum yang mencapai Rp 1 juta sekali bertanding. Dana tersebut 100 % dikeluarkan dari dana pribadi bos Pais Sugiarto,’’ bebernya.
Manager Andalas Putra FC Cancoko merasa bersyukur Andalas FC bisa lolos sampai fase 8 besar. Itu semua berkat dedikasi, kerja keras dan komitmen para pemain, Tim pelatih dan semua ofisial serta manajeman klub. ‘’Terkait dengan anggaran kami secara rinci belum membukukan. Akan tetapi secara garis besar kami mengeluarkan anggaran sekitar kurang lebih Rp 8 juta tiap pertandingan. Baik untuk gaji, atau honor pemain maupun untuk keperluan pertandiangan yang lain, sedangkan anggaranya kami dapat dari sponsor, swadaya masyarakat dan anggaran kami pribadi,’’ ungkapnya. Praktis selama ini telah bertanding empat kali. Sehingga kisaran dana yang telah dikeluarkan untuk tim sekitar Rp 32 juta.
Manajemen Cendoro FC Mashadi menjelaskan, untuk operasional tim mendapat support dari sponsor dan partisipasi warga pecinta bola. Untuk besaran anggaran Insya allah cukup sampai menuju final. ‘’Pokoknya sudah banyak,’’ jawab dia singkat. Ditanya apakah berkisar Rp 30-40 juta, anggota DPRD Tuban ini tak mengelak. ‘’Kurang lebih segitu,’’ jawabnya kembali singkat.
Limin, pelaksana Tim Banjarjo FC hasil konfirmasi ke manajemen, setiap pertandingan berkitar Rp 3,5 juta sampai Rp 4 juta untuk operasional, belanja pemain, honor, dan konsumsi. Anggarannya mulai dari duit pribadi dan bantuan dari berbagai pihak, seperti Kepala Desa Banjarjo. Apabila dikalikan empat pertandingan, maka total baru sekitar Rp 16 juta.
Manager Lanange Jagad Slamet Dwiyanto megatakan, Lanange Jagad adalah komunitas sepakbola yang anggotanya bebrapa dari mantan pemain senior Persatu, Bumi Wali dan mantan pemain junior di Porkab Kabupaten tahun lalu. Ide dasar membuat komunitas ini adalah seduluran dan membuat permainan sepakbola yang menghibur. ‘’ Kita memutuskan untuk berkumpul secara sukarela tanpa ada bayaran. (sampai sekarang anggaran yang telah dikeluarkan) Rp 30 juta-an lah,’’ jelas dia. Sampai berita ini diunggah, dari pihak Profite FC belum memberikan keterangan saat dikonfirmasi perihal ini. (zak)