Tubannews.id – M. Miyadi, Ketua DPRD Tuban salah satu figur yang masih menjadi impian rakyat untuk dititipi amanah. Ketua DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Tuban ini meraih sekitar 8.737 suara di Dapil 1 (Tuban, Merakurak, Kerek, Montong). Suaranya masuk 10 besar suara tertinggi caleg DPRD Tuban Pemilu 2024.
Hasil suara Pileg 2024 membuat Pak Miya, sapaan akrab politisi kelahiran Bojonegoro ini masuk catatan akan kembali terpilih menjadi anggota DPRD Tuban periode 2024-2029. Tentu ini merupakan kali empat M. Miyadi menjadi anggota DPRD Tuban. Dia tak berstatus periode berturut-turut. Yakni periode 2004-2009, 2014-2019, 2019-2024 serta menanti pengumuman resmi periode 2024-2029. Berbeda dengan Fahmi Fikroni dan Tri Astuti, keduanya empat kali periode secara berturut-turut (2009-2014, 2014-2019,2019-2024 dan menunggu pengumuman resmi periode 2024-2029).
M. Miyadi, kepada tubannews.id membenarkan dirinya pada Pileg 2009 tidak menjadi anggota dewan. Diantaranya pemilu yang pernah diikuti oleh salah satu politisi senior Tuban ini, menurutnya Pileg 2024 yang paling berkesan. ‘’Catatan saya bahwa Pileg 2024 adalah Pileg dengan biaya termahal di Tuban. Kondisi lapangan ( pemilih ) memilih pada Caleg yang memberikan angpao paling tinggi,’’ ungkapnya.
Dia mengakui Pileg 2024 ini adalah momentum untuk menaikkan Greet Partai Golkar dikarenakan diuntungkan oleh beberapa faktor. ‘’ Bupati sebagai Ketua DPD Golkar, Keluarga Bupati mencalonkan sebagai anggota DPR RI dan DPRD Propinsi. Dan caleg dari Partai Golkar mulai dari calon DPR RI, Provinsi dan Kabupaten memiliki logistik yang lebih dibanding caleg partai lain, serta diduga dibantu birokrasi secara terang-terangan dan ini sangat menguntungkan,’’ ungkap Miyadi.
Selain itu, terang dia dari kelemahan logistik yang dimiliki oleh partai lain akhirnya partai kecil saling bertumbangan. ‘’Pileg Tahun 2024 digunakan bermain (onknum) untuk pelaksana ditingkat Kabupaten dan Kecamatan ( PPK ). Terbukti di dapil 3 terjadi pengalian secara masif oleh PPK di Kecamatan Semanding, Soko, dan Rengel untuk memindah suara tidak sah menjadi suara caleg di salah satu caleg partai ( Korbannya adalah PKB dan akhirnya ketahuan dan dikembalikan lagi suara tidak sah ke asalnya),’’ bebernya.
Sekretaris DPD Partai Golkar Tuban Suratmin saat dikonfirmasi perihal penilaian tentang Partai Golkar pada Pemilu 2024 menyampaikan semua caleg dari partai manapun memiliki logistik dan peluang yang sama. “Maka dari itu kami tidak pernah meremehkan semua Caleg dari partai manapun. Masalahbirokrasi semua sudah ada aturannya, jadi kita sandarkan di aturan itu sendiri,” tegasnya. (zak)