Kasus PMK pada Sapi di Tuban Masih Tinggi

Tubannews.id – Pada awal tahun 2023 ini, kasus Penyakit Mulut dan Kuku pada hewan ternak sapi di Kabupaten Tuban masih terbilang tinggi, Kamis (2/2/2023).

Berdasarkna data dari Pemkab Tuban, jumlah penyebaran kasus PMK di Tuban sejak awal  Januari sampai saat ini terdapat sebanyak 293 kasus. Yang mana dari jumlah itu Sapi sakit ada 146, mati 44, potong paksa 1, dan sembuh sebanyak 102.

Dengan kondisi adanya kasus PMK yang masih tinggi itu, pihak Pemkab Tuban menggelar rapat evaluasi pelaksanaan pengendalian dan penanganan PMK tahun 2022. Selain itu juga membahas rencana tindak lanjut penanganan di tahun 2023.

Dalam kesempatan itu, Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky menekankan pada penanganan sinergis dan sistematis yang perlu melibatkan lintas sektoral, baik TNI dan Polri, seluruh OPD, Camat hingga Pemdes, dengan komitmen yang kuat.

Selain itu, perlu edukasi secara berkelanjutan kepada peternak, agar selalu menjaga ternaknya dengan baik, mulai dari pakan, kondisi kandang, serta aspek pendukung lainnya.

“Untuk itu, kita perlu komitmen semua pihak untuk atasi PMK ini,” kata Bupati Tuban.

Mas Bupati juga menekan pada pengamanan dan pengawasan akses lalu lintas ternak di Kabupaten Tuban. Hal ini perlu dilakukan untuk membatasi dan mempersempit area persebaran PMK dari luar Kabupaten Tuban.

“Apalagi letak kita ada di wilayah perbatasan, yang berpeluang besar terjadi penularan,” sambungnya.

Tak hanya itu, penetapan zonasi untuk memperluas cakupan vaksinasi juga menjadi poin penting dalam pencegahan penyebaran virus PMK. Tim vaksinasi Kabupaten  Tuban harus memperkuat koordinasi dengan kecamatan hingga desa, agar tidak ada lagi penolakan dari masyarakat.

“Ini penting, agar camat dan Kepala Desa langsung memberikan pengarahan kepada warga,” pesan Bupati Tuban itu.

Guna mencegah penularan, biosecurity dengan melakukan penyemprotan disinfektan di kandang hingga pasar sapi untuk melindungi ternak dari penularan virus juga perlu dilakukan.

“Saat ini desa sudah banyak melakukan secara mandiri, jadi tinggal dioptimalkan di seluruh desa,” lanjutnya.(Ar)